Sudah satu tahun bersamamu.
Aku tahu sekali seperti apa kamu.
Kamu selalu berpakaian rapi. Wangi. Parfum yang melekat di tubuhmu, bahkan lebih wangi dari parfum ditubuhku. Tidak suka mengenakan kaos kalau keluar rumah. Kemeja yang selalu rapi. Celana jeans tak kalah wangi. Mengelompokkan pakaianmu sesuai warna dan jenisnya.
Kamu suka sekali warna hitam. Ya, bukankah warna ini yang telah menyatukan kita? Membuat kita tak lagi ada jeda, bahwa kita satu selera? Sama. Hitam kamu bilang tegas. Hitam kubilang seksi. Haha, kita sering berebut argumen tanpa ujung. Tapi, kita sama-sama suka hitam.
Kamu tidak suka makan pedas. Masih ingat kan, kalau kamu sempat trauma makan soto ayam di warung pak Toha itu? Dan itu salahku. Sengaja kutuangkan sesendok besar sambal di mangkokmu. Kalau kamu memang cinta, pasti apapun akan kamu lakukan untukku? Iya kan? Dan ternyata, itupun kamu lakukan. Setelahnya, dua jam berturut-turut kamu berteman dengan kamar mandi. Semua salahku.
Kamu tidak bisa makan telur. Kulitmu terlalu sensitif. Jerawat batu pasti akan menutup dua lesung pipimu, nanti. Lantas, dokter kulit akan kamu kencani. Kemudian kamu akan cuek padaku. Aku tidak suka. Ikan menjadi makanan favoritmu. Setiap hari tak bisa terlewat tanpa ikan di sebelah nasimu. Sering aku mual di sampingmu. Aku bosan dengan ikan. Aku hidup dan dibesarkan di kota ikan. Bosanku tingkat tinggi. Tapi, aku tetap menemanimu makan.
Kamu suka mandi terlalu lama. Satu jam. Dan aku tidak demikian. Sempat kita saling mengolok dengan kebiasaan mandi ini. Nda, jadi wanita itu yang bersih dong! Masa mandi secepat itu? Ha, kamunya saja yang over hun! Masa cowok mandi selama itu? Aku nieh, setengah jam saja sudah gak betah! Ngapain aja, di kamar mandi? Kemudian kita larut dengan kebiasaan. Mandi pun pernah didebatkan.
Salon. Ini menjadi masalah yang sangat besar, menurutku. Kamu suka sekali ke salon kan? Potong rambut. Facial. Terapi mengencangkan kulit. Pijat refleksi? Well, sampai sekarang kita masih berbeda. Kamu kan cowok? Masa seperti itu sih, hun? Aku saja nieh ya, yang cewek tulen kayak gini, kagak sesering itu nongkrong di salon! Eh, hun…cowok itu terlihat lebih cakep ketika berkeringat main bola loh, daripada Facial di salon? Tuh, lihat David Beckam! Atau itu, tuh Christiano Ronaldo? Cakep kan? Badannya keker. Dadanya bidang. Sehat, lagi! Pas lagi berkeringat kayak gitu, hmm…kujamin seratus persen kagak pakai tawar. Kagak pakai titikapalagi tambahan koma. Pasti aku akan semakin cinta denganmu loh, hun! Ya, mau bagaimana Nda? Ini kan sudah menjadi kebiasaanku? Ya, seperti ini? Dirubah dong, hun? Kamu diam. Lantas aku selalu kalah olehmu.
Dunia kita memang tak sama, hun. Aku yang selalu disibukkan oleh tumpukan buku tebal. Membaca. Tema apa saja. Paling banter, aku berani menulis diary. Itupun hanya beberapa puluh lembar saja.
Dan kamu, kamu berbeda hun! Dunia entertaint di sekelilingmu membuatku tak nyaman. Balap mobil. Konser band ‘japrak’. Aku menyebutnya demikian karena aku memang tak suka musik yang gaduh. Event-eventmu yang selalu berbau botol minuman. Konser besar tanah air. Mengundang artis remaja internasional ternama sedang naik daun itu, yang kurasa kualitas vokalnya tak lebih apik daripada si Jessica ‘bersuara’ ganda itu. Gaduh! Apalagi itu, tuh hun. Undangan makan malam bersama artis dangdut kawakan itu? Teman akrabmu. Kedekatanmu dengannya sudah seperti kakak adik bukan ? Aku tidak suka hun! Tidak suka. Sungguh! Berisik. Lebay! Norak! Gengsian! Sok di manis-manisin! Tapi, aku tetap selalu disampingmu.
Rokok. Ya, dia seperti kekasihmu yang pertama. Mengalahkan mantan-mantanmu yang dulu. Masih ingat kan, pertama kita kenal dulu, hun? Tiga bungkus sehari? Memang si lidah gak pernah protes kepahitan ya, hun? Sekarang kan sudah berubah, Nda? Cuma satu bungkus sehari. Terkadang sampai setengah bungkus loh, Nda! Itu gara-gara kamu, tahu! Kamu yang berhasil mengubahku, Nda! Bahkan kamu mengalahkan wangsit-wangsit yang telah diberikan oleh Ibuku!
Gadis-gadis SPG. Kita pernah bertengkar hebat ketika itu. Kebiasaanmu kambuh lagi. Kamu selalu terpana oleh gadis-gadis cantik. Itu wajar kok, hun! Pekerjaanmu sering bersanding dengan gadis-gadis cantik yang mempertontonkan kemolekan tubuhnya bukan? Ya, kan kita profesional, Nda! Jangan cemburuanlah! Cepet tua! Pokoknya, sampai mati hanya ada kamu di hatiku!
Kamu ringan menjawab. Aku menangis hebat. Cemburu membabat habis naluriku! Tapi, aku tetap bertahan di sampingmu, hun! Jangan bandingkan aku!

google.com
Kamar.29.10.11.08.45
Newterritories. Bersamamu, kadang melelahkan…
hahahhahahahhahahahha
BalasHapushahaha, hai mba....komentnya penuh tanda tanya....:)
BalasHapus