Foto: https://www.facebook.com/Ani310779?ref=tn_tnmn |
Selamat. Ya, selamat. Jika saja aku bisa datang di hari itu.
Hari yang selalu kau impi-impikan semenjak lama , aku ingin
datang. Melihatmu bahagia. Mengucap kata selamat padamu. Menggenggam tanganmu,
dan ingin sekali kutatap mata itu untuk terakhir kalinya. Sorot mata yang
selalu teduh. Selalu membuatku ingin menangis ketika menatapmu. Apa
lagi yang kita tunggu, Nda? Bukankah pertanyaan itu selalu kau ulang-ulang?.
Bahwa menikah memang bukan sesuatu yang rumit, tapi apa mau dikata jika memang
perjalanan kita tidak berakhir pada satu muara.
Terimakasih.
Terimakasih sekali lagi. Untuk dua tahun yang telah kita
lewati. Banyak orang yang mencibir kisah kita. Mempertanyakan kepastian hubungan
kita, tetapi engkau selalu di sana. Bersamaku. Ya, jatuh cinta denganmu memang
suatu anugerah. Tak perlu orang lain
tahu tentang apa yang sering kita sebut bahagia. Air mata yang sempat mengalir
di mata kita, adalah bukti. Bahwa kita memang bahagia. Hingga akhirnya, realita
kehidupan itu datang di hadapan mata. Selanjutnya, memang kita belum siap berada di sana. Di antara himpitan cerita suram yang sering kita sengajakan untuk meletakkannya menjauh. Bahwa hidup tak melulu berbicara cinta. Masa
depan, serta mimpi-mimpi yang selalu kita angkat dia setinggi gunung-gunung
yang menjulang. Atau menyimpannya ke dalam almari besi yang kuncinya hanya aku
dan kamu saja yang tahu.
Ah, sudahlah. Tak perlu kita bertanya-tanya lagi kenapa kok
jadi begini. Bukankah yang hidup saja bisa mati. Apalagi dengan pertemuan? Jika
pun perpisahan ini adalah jawaban dari doa-doa yang kita rapalkan, menerimanya
adalah keputusan yang terbaik. Bukankah begitu?
Malam itu, aku melihat foto persiapan di pestamu. Kemudian
foto selanjutnya adalah kamu bersamanya. Bersama wanita yang selama satu tahun
ini telah datang mengisi harimu. Menggantikan posisiku di hatimu. Yang
kemudian, wanita itu akan melukis pena yang berbeda pada kertas-kertas yang
tersisa di hatimu, nanti. Dan mungkin saja, aku sempat salah melukis warna di
sana. Ah, banyak orang mengira aku akan sakit. Banyak orang mengira aku akan
terluka. Tetapi, apa buktinya. Tidak ada.
Ya, aku menjawabnya tidak ada. Setidaknya untuk saat itu.
Selamat Hidup Baru untukmu.
Sekali lagi selamat. Semoga dia memang wanita yang tepat
untukmu. Untuk masa depanmu, dan kebahagiaanmu. Seperti mimpi-mimpi yang sempat
kau bisikkan padaku, ketika itu.
Kenedy Town.20.05.2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar