Senin, 20 Mei 2013
Life and Loving Your Self
This pic was taken while i across the road in Tsuen Wan three years ago. This man is one of my inspiration in life to loving my self better. I've done one article in my own blog also because his passion. I've learned, at the the time, my life just seemed too complete. And maybe we have to break everything to make something better out of ourselves. Even pain can be teacher!
Selamat Menempuh Hidup Baru
Foto: https://www.facebook.com/Ani310779?ref=tn_tnmn |
Selamat. Ya, selamat. Jika saja aku bisa datang di hari itu.
Hari yang selalu kau impi-impikan semenjak lama , aku ingin
datang. Melihatmu bahagia. Mengucap kata selamat padamu. Menggenggam tanganmu,
dan ingin sekali kutatap mata itu untuk terakhir kalinya. Sorot mata yang
selalu teduh. Selalu membuatku ingin menangis ketika menatapmu. Apa
lagi yang kita tunggu, Nda? Bukankah pertanyaan itu selalu kau ulang-ulang?.
Bahwa menikah memang bukan sesuatu yang rumit, tapi apa mau dikata jika memang
perjalanan kita tidak berakhir pada satu muara.
Terimakasih.
Terimakasih sekali lagi. Untuk dua tahun yang telah kita
lewati. Banyak orang yang mencibir kisah kita. Mempertanyakan kepastian hubungan
kita, tetapi engkau selalu di sana. Bersamaku. Ya, jatuh cinta denganmu memang
suatu anugerah. Tak perlu orang lain
tahu tentang apa yang sering kita sebut bahagia. Air mata yang sempat mengalir
di mata kita, adalah bukti. Bahwa kita memang bahagia. Hingga akhirnya, realita
kehidupan itu datang di hadapan mata. Selanjutnya, memang kita belum siap berada di sana. Di antara himpitan cerita suram yang sering kita sengajakan untuk meletakkannya menjauh. Bahwa hidup tak melulu berbicara cinta. Masa
depan, serta mimpi-mimpi yang selalu kita angkat dia setinggi gunung-gunung
yang menjulang. Atau menyimpannya ke dalam almari besi yang kuncinya hanya aku
dan kamu saja yang tahu.
Ah, sudahlah. Tak perlu kita bertanya-tanya lagi kenapa kok
jadi begini. Bukankah yang hidup saja bisa mati. Apalagi dengan pertemuan? Jika
pun perpisahan ini adalah jawaban dari doa-doa yang kita rapalkan, menerimanya
adalah keputusan yang terbaik. Bukankah begitu?
Malam itu, aku melihat foto persiapan di pestamu. Kemudian
foto selanjutnya adalah kamu bersamanya. Bersama wanita yang selama satu tahun
ini telah datang mengisi harimu. Menggantikan posisiku di hatimu. Yang
kemudian, wanita itu akan melukis pena yang berbeda pada kertas-kertas yang
tersisa di hatimu, nanti. Dan mungkin saja, aku sempat salah melukis warna di
sana. Ah, banyak orang mengira aku akan sakit. Banyak orang mengira aku akan
terluka. Tetapi, apa buktinya. Tidak ada.
Ya, aku menjawabnya tidak ada. Setidaknya untuk saat itu.
Selamat Hidup Baru untukmu.
Sekali lagi selamat. Semoga dia memang wanita yang tepat
untukmu. Untuk masa depanmu, dan kebahagiaanmu. Seperti mimpi-mimpi yang sempat
kau bisikkan padaku, ketika itu.
Kenedy Town.20.05.2013
Rabu, 15 Mei 2013
Bertemu Omar Regan
Omar
Regan adalah Aktor Amerika, Komedian, Direktor yang dibesarkan di Detroid ,
Michigan. Dia memulai awal karirnya dengan menulis syair lagu sekitar usia 9
tahun. Kemudian pada bulan November 1999, Regan mulai melompat di atas panggung
hiburan sebagai stand-up comedy di
salah satu Klub local di kawasan Detroid. Menggeluti dunia komedi dengan segala
seluk beluk dan perjuangan yang tidak mudah, hingga akhirnya Regan menyadari
bahwa dunia acting adalah bagian yang tak bisa lepas dari hidupnya.
Setelah bergelut
dengan lakon komedi lokalnya, Omar Regan meninggalkan Detroit untuk kemudian
hijrah ke Hollywood. Pada tahun 2001, Regan mendapat tawaran sebagai pemeran
pengganti Chrish Tucker dalam filmnya Rush Our 2.
Melanjutkan perjalanannya, menginjak tahun
2007, Regan mendapatkan undangan untuk melaksanakan ibadah Haji bersama dengan
beberapa artis muslim lainnya. Setelah perjalanan ibadah Haji itulah, kemudian Regan
mengganti alih gaya komedinya; yang semula hanya ingin membuat orang lain
tertawa dan bahagia, hingga kemudian dia ingin melakukan hal yang lebih.
Sesuatu yang lebih mempunyai manfaat.
Tak ada
niat baik yang jalannya akan dipersulit, sesuai janji-Nya, hingga inspirasi itu
datang menghampiri. Memulai kembali menulis, tetapi kini dengan format yang
berbeda; ia menulis tentang beberapa materi pendidikan tentang pengarahanhidup
secara islam yang dapat dibaca dari
segala usia. Perjalanan hidup yang terus bergulir, membawa karirnya kemudian
bergabung dengan beberapa comedian muslim lainnya, hingga kemudian mereka lebih
dikenal di kalayak dengan sebutan; comedian halal.
Pada tahun 2008, Regan berkesempatan
mendatangi kembali kota suci Mekah untuk melaksanakan ibadah Haji. Bertepatan
saat itu, dia di wawancarai oleh TV Al-Jazeera, dan menjadi awal dari langkah
karirnya di comedian halal. Setelah video tersebut di upload, jutaan viewer
membludak dengan cepat dari para
penggemarnya di Youtube yang tersebar di beberapa negara. Semenjak itulah, dia
mulai diundang untuk berbicara dan tampil di berbagai konvensi baik lokal maupun
internasional, memberikan motivasi kepada kaum muda.
Dan
akhirnya, setelah selama ini hanya bisa menjadi bagian dari jutaan fansnya yang
dapat menikmati aksi kocaknya dari Youtube, kesempatan itu datang juga. Hehehe,
saya sangat senang ketika itu. #eh wajar
kali yaaa, saya kan ngefans sama gaya kocaknya, tidak lebih kok :P
Sabtu
sore, setelah kedatangannya di Hong Kong, Regan sempat mengupload salah satu
ucapan selamat datangnya, dan begitu excitednya dia dengan perjalanannya di Hong
Kong ini. Kemudian, saya sebagai followersnya, juga sempat komentar di foto
yang dia upload, welcome Hong Kong Brother Omar! tetapi kemudian tak ada balasan
atau mention darinya. #sedikit kecewa siih!
Besoknya,
pada Convention International; yang
merupakan acara tahunan yang digelar oleh Serving Islam Team Hong Kong dan juga
ada Omar Regan menjadi salah satu pembicarannya, saya tidak meninggalkan
kesempatan itu. Sangat menikmati gaya kocaknya, dan ternyata tak beda jauh
dengan apa yang selama ini saya sering tonton dari Youtube. Hingga akhirnya
break shalat Zduhur datang, banyak orang berkerumun minta foto bersamannya.
Tetapi saya hanya bisa menatapnya dari jarak yang lumayan dekat. Hehehe
bukannya apa, saya takut berdesakkan dengan beberapa lelaki yang tubuhnya
gede-gede seperti tiang listrik itu loooh cyiiiiiin J
Tapi
kalau yang ini sihh, saya lebih senang menyebutnya keberuntungan kali ya. Atas
saran seorang teman yang kebetulan menjadi panitia acara, saya dan beberapa teman dari Indonesia
mendapatkan kesempatan berfoto tanpa harus berdesakan dan antri lagi.
Alhamdulillah, tidak ada kebahagiaan dari seorang penggemar selain bertemu
orang yang digemari #eeeeh, kok jadi meloow gini siiih cyiiiin J
“Assalamualaikum brother Regan.”
“ Walaikumsalam warrahmatullah,
aaahhhha, I know you. I remember you.”
Dengan gayanya yang humble, dan bersahabat layaknya kawan lama yang berjumpa
kembali, dan tanpa pernah saya kira, ternyata komentar saya semalam di
salah satu postingan foto di Instagram mendapatkan perhatiannya. #senangnyaaa saya.
“MasyaAllah, are you guys from
Indonesia.” Dan
perbincangan kami dalam beberapa hitungan menit kemudian mengalir, membuat kami seakan kawan yang
sangat dekat. Disaat saya nyeletuk kenapa akun saya di Instagram kok tidak di folback dia hanya menjawab santai; I will. Waktu shalat zduhur akhirnya
mengakhiri perbincangan kami. Malamnya, setelah acara selesai, hape saya
bergetar. Mentioned dari akun Intagram saya mengirimkan kabar gembira. Ehhh,
cyiiin. Abang Omar Regan akhirnya Folback akun Instagram saya sesuai apa yang
dia bilang. #weddduuuh biasa aja kaliii yaaaa. Kagak usah segitunyaaa
kegirangan, la wong dia juga manusia biasa juga. Weduuuh, curhatnya
berkepanjangan cyiiiin. Intinya siiih malam itu, saya tidur dengan perasaan
nyaman dan tenang. Terimakasih Allah. What
a wonderfull life! Selalamat tidur cyiiiiin J
![]() |
Akhirnya, ketemu juga. |
![]() |
Majalah Iqro sampai juga di tangan Brother Omar Regan!
Kenedy Town. 16 May 2013.
Ani Ramdhan
|
Berbagi Bersama Mualaf Filippina
Dijembatani
oleh Serving Islam Team Hong Kong, Dompet Dhuafa Hong Kong (DD-HK), turut berbagi dengan menyerahkan Buku tuntunan
belajar mengaji Iqro dengan para Mualaf dari Filippina yang berada di Hong
Kong. Ahad (10/3), acara yang digelar di
Stanley itu dirangkai dengan suasana yang santai serta kekeluargaan. Acara out door yang merupakan rangkarain rutin
bulanan dari kelas Serving Islam Team HK tersebut di hadiri oleh para murid
yang sebagian besar Mualaf. Tidak hanya
dari Filippina saja, tetapi mereka juga
berasal dari India, Mesir, Pakistan, Afrika,
dan juga Arab.
“ Thank
you so much. What wonderful blessings of Allah. May Allah grant us all what is best for us in this life and hereafter!" Disampaikan dengan
rasa haru oleh seorang Mualaf, setelah penerimaan beberapa exlempar Buku
tuntunan mengaji Iqro.
Memasuki
waktu dzuhur, kemudian acara berpusat menuju Masjid. Karena Masjid Stanley berada di lingkungan dalam Penjara Stanley,
jadi tidak semua orang dapat masuk serta mengakses tempat ini secara bebas. Hanya orang-orang tertentu yang sudah
mempunyai izin yang dapat masuk ke lingkungan Masjid. Suasana Masjid yang
bersih dan tenang semakin menambah hikmad para jamaah untuk melaksanakan solat
dzuhur berjamaah. Setelah melaksanakan solat dzuhur berjamaah, acara berlanjut dengan
bimbingan gerakan solat lima waktu yang dipimpin Brother Wael Ibrahim dari
Serving Islam Team Hong Kong.
Antusias
yang luar biasa nampak dari beberapa Mualaf. Penjelasan tentang solat tidak
hanya melalui teori saja, namun langsung dilakukan dengan melakukan praktek
bersama. Dimulai dari posisi disaat kita berdiri diantara jamaah, berlanjut dengan keselarasan posisi
barisan atau shaf. Kemudian di awali
dengan niat, takbiratul ihrom, gerakan
ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, serta posisi yang benar menurut Islam
ketika kita melakukan pergerakan posisi dari sujud ke tahiyat akhir. Hingga berakhir dengan gerakan salam.
Setelah melaksanakan praktek solat,
kemudian sesi tanya jawab pun tak luput dari antusias para Mualaf. Berbagai hal yang masih belum dimengerti
benar, ditanyakan oleh mereka dengan rasa ingin tahu yang luar biasa. Acara ditutup dengan doa serta ramah tamah
sebentar. Keindahan silaturahmi dalam Islam sangat nampak terasa. Tidak
mengenal kulit, bahasa, serta asal muasal kebudayaan yang sangat jauh berbeda. Mereka bersatu dengan keselarasan damai tanpa membeda.
Semua seakan sirna dengan satu kata, yakni Islam.
Langganan:
Postingan (Atom)